SNR Margin dan Line Attenuation Standart Telkom speedy
Tabel 1:
Klasifikasi SNR_Margin (Signal-to-Noise Margin)
—————————– Makin TINGGI makin BAIK———————————————–
29,0 dB ~ ke atas = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 28,9 dB = Excellent (bagus) • Koneksi stabil.
11,0 dB ~ 19,9 dB = Good (baik) • Sinkronisasi sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.
07,0 dB ~ 10,9 dB = Fair (cukup) • Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada jaringan.
00,0 dB ~ 06,9 dB = Bad (buruk) • Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (ter-putus²).
——————————————————–
Tabel 2:
Klasifikasi Line Attenuation (Redaman pada Jalur)
—————————– Makin RENDAH makin BAIK—————————————————–
00,0 dB ~ 19,99 dB = Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 29,99 dB = Excellent (bagus)
30,0 dB ~ 39,99 dB = Very good (baik)
40,0 dB ~ 49,99 dB = Good (cukup)
50,0 dB ~ 59,99 dB = Poor (buruk) • Kemungkinan akan timbul masalah koneksi (tidak lancar, dsb).
60,0 dB ~ ke atas = Bad (amburadul) • Pasti akan timbul banyak gangguan koneksi (sinyal hilang, tidak bisa connect, dsb).
———————————————————-
Referensi:
Disarikan dari berbagai sumber
AT&T|Alcatel|Cisco|ComCast|Verizon|BellSympatico|Whirpool|DSLReports|WebA
Keterangan tambahan
Di mana nilai SNR Margin (SNRM) dan Line Attenuation (LA) dapat diperoleh?
Jika mode pemakaian modem menggunakan PPPoE / PPPoA (alias Routing Mode, atau tidak di-Bridge), nilai SNRM dan LA dapat diketahui melalui halaman manajemen (web management interface) modem/router ADSL masing². Biasanya pada bagian yg berkaitan dgn “Statistic”, “Diagnostic”, “Connection Log”, “DSL Status”, dan semacamnya.
Kalau di-Bridge, anda harus masuk ke modem/router melalui fasilitas Telnet dan memakai instruksi² CLI (Command Line Interface) untuk menampilkan data/informasi yg diinginkan. Detail dan syntax perintah mungkin berbeda untuk tiap merk dan model (karena perbedaan chipset, firmware, dsb). Lihat user manual dan/atau handbook CLI yg diterbitkan pembuat modem/chipset/firmware.
Tip: Kalau tidak mau repot, reset modem/router-nya dan connect kembali dgn mode Router atau Bridge+Route (PPPoE/PPPoA), pokoknya asal jangan mode Bridge murni.
PENTINGÂ !
ReSet (hard reset; cold reset) tidak sama dengan ReBoot atau ReStart. Me-reset modem/router ADSL akan menghapus SEMUA konfigurasi user dan mengembalikan setting ke factory default. Sebelum me-Reset modem, catat dulu:
- Nomer VPI dan VCI (data konfigurasi dasar koneksi ADSL TelkomSpeedy)
- Nomer Account ([email protected]) dan Password TelkomSpeedy.
- Administrator UserName dan Administrator Password dari modem/router ADSL.
Data di atas dibutuhkan unt bisa connect lagi dgn mode Router ataupun Bridge+Route.
Contoh kasus: Koneksi sering terputus, lambat, tidak bisa connect, dsb.
Bila perolehan nilai SNRM dan LA kita ternyata pada level cukup untuk memperoleh koneksi yg normal, kemungkinan letak sumber masalah bisa diredusir dgn [untuk sementara] mengesampingkan hal² yg berkaitan langsung dgn komponen primer pada infrastruktur jaringan, baik itu primary hardware kita sendiri ataupun milik provider.
Yang namanya “komunikasi” selalu melibatkan lebih dari satu partisipan (minimal dua). Sepanjang jalur (medium) komunikasi-nya oke, bila ada kelambatan atau hambatan lainnya, bisa jadi disebabkan karena masalah “persepsi” (kompatibilitas software, perbedaan protokol komunikasi, dsb). Ini menyebabkan message (isi pesan yg hendak dikomunikasikan) harus di-retransmit ber-ulang²; dan pihak penerima otomatis harus decoding/recoding ber-ulang² juga — terjadilah perlambatan, atau malah gagal sama sekali karena kedua partisipan akhirnya “menyerah” (berhenti bertukar sinyal/data). Di mata user hal tsb sama dengan koneksi lambat (karena tersita pengulangan proses transmisi), atau gagal connect (tujuan koneksi tidak tercapai). Kita bisa lihat dalam kasus ini permasalahannya tidak pada gangguan medium namun lebih pada “tata-cara” berkomunikasi.
NOTE:
Bagi yg masih awam dgn dunia teknologi informasi, bila anda belum dapat menangkap maksud tersembunyi dari berbagai analogi yg terkandung dalam paragraf di atas, sekedar beberapa keterangan singkat berikut ini mungkin bisa membantu.
- Protocol: Browsing, Download, Chatting, Transfer File, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya via Internet, dapat terselenggara berkat adanya standar “tata-cara berkomunikasi” yg disebut “protocol” dan “sub-protocol”. Tanpa standarisasi aturan tsb berbagai macam mesin tidak akan dapat saling berhubungan atau mengerti apa yg harus dikerjakan.
- Coding/Decoding: Sinyal (code) dan Data (informasi) harus disampaikan dalam format, susunan dan ukuran yang “telah disepakati”, dalam arti “dimengerti” oleh semua pihak/perangkat yg terlibat.
- Transmit/Re-transmit: Sinyal & Data boleh (dan harus) dikirim ulang jika penerima melaporkan apa yg telah diterimanya sampai saat itu tidak/belum sesuai dgn segala yg telah disepakati ketika pertama kali kontak (handshake). Tergantung bagaimana penulisan kode software-nya, frekuensi & format transmisi dapat berubah. Frekuensi bisa dipercepat atau diperlambat. Format bisa dipendekkan, dipanjangkan, dirubah bentuk dan/atau susunannya, dsb.
- Di antara Pengirim (initiator) dan Penerima (receptor) bisa terdapat lebih dari satu Perantara (mediator). Salah satu mediator itu misalnya adalah mesin yg secara generik disebut Router — tugasnya memilih/menganalisa/memformat-ulang/menyampaikan bit² yg melaluinya ke pihak berikutnya (yg bisa merupakan Router atau mesin jenis lainnya). Setelah pesan diterima, receptor wajib memberitahu initiator bahwa pesan telah diterima dgn baik (ACKnowledge). Jalur yg harus dilalui [biasanya] sama dng jalur pengiriman, namun tidak tertutup kemungkinan mempergunakan jalur lain (bisa lebih jauh atau lebih dekat). Ada bermacam jenis Router. Mediator jenis lain misalnya adalah Proxy, Switch, dsb.
- Bila Sinyal dan/atau Data yg dikirim initiator — sengaja atau tidak — berisi kode² yg “tidak dikehendaki” oleh penerima (atau mediator), komunikasi sangat mungkin akan diputuskan. Alamat pengirim akan dicatat, dan transmisi selanjutnya dari sumber tsb tidak akan diproses.
Mengapa anda tidak bisa connect, atau connect-nya tidak lancar, padahal jalur komunikasi oke? Apakah komputer anda bersih dari malware? Apakah kebetulan anda mendapat “identitas/alamat bekas” dari user lain yg sebelumnya telah di-filter? Apakah di tengah jalan transmisi anda dialihkan ke mediator “gadungan” tanpa sepengetahuan anda? Apakah ada aspek² tertentu pada receptor/mediator yg telah diubah pemiliknya oleh karena satu dan lain alasan sehingga “tidak seperti biasanya”? Salah setting software? Software lain berperilaku “egois” dan menghalangi komponen lainnya?
Line Attenuation (LA)
- Nilai LA menunjukkan seberapa jauh kualitas sinyal dari/antara modem pelanggan sampai ke perangkat DSLAM di Sentral Otomat Telkom telah terdegradasi (melemah; menurun mutunya). Sama halnya dgn penurunan beda potensial (voltage) di ujung akhir akibat penggunaan kabel listrik yg terlalu panjang tanpa penguat.
- Faktor jarak sangat berperan. Yang dimaksud dgn “jarak” di sini adalah jarak total panjangnya kabel, bukan seberapa jauh rumah/kantor kita dari DSLAM dan/atau Sentral Otomat Telkom. Biarpun bangunan hanya terpisah tembok, rangkaian kabel telp bisa saja berputar dulu mengelilingi blok perumahan.
Makin jauh jarak modem anda dengan peralatan di DSLAM, makin tinggi nilai redamannya, alias makin buruk keadaannya (akibat makin tingginya jumlah sinyal yang hilang/teredam/melemah disepanjang jalur). Makin rendah nilai LA, makin besar kemungkinan kita akan mendapatkan kecepatan koneksi yang lebih tinggi (karena kualitas sinyal relatif terjaga, tidak banyak teredam/hilang/melemah akibat panjangnya jalur yang harus dilalui).
- Selain panjang, diameter kabel (0,3~0,6 mm) juga berpengaruh, demikian pula dgn kondisinya (oksidasi, lembab/basah, sambungan kendor, banyak sambungan, dsb).
TIPS
- Periksa/test splitter dan/atau micro-filter. Angkat gagang telp. Dengarkan suara nada pilih. Suara berdenging atau kemerosok di pesawat telp dapat menjadi salah satu indikasi kerusakan splitter. Kemudian tekan tombol 0 dan simak. Tak boleh ada suara apapun di sini.
- Jangan pakai splitter bermutu rendah, karena malah lebih sering menimbulkan gangguan daripada melaksanakan tugas sebenarnya (memisahkan frekuensi rendah dgn frekuensi tinggi). Frekuensi Rendah unt dilalui sinyal analog (voice); Frekuensi Tinggi unt sinyal digital ADSL.
- Radiasi elektromagnetik (EMI/EMR/EMP) yg diakibatkan oleh sambaran petir di dekat jaringan kabel Telkom, PLN, atau disekitar tempat tinggal kita, dapat merusakkan rangkaian elektronik splitter. Jika kekuatannya cukup besar, ekses akan tembus ke UPS/Stabilizer, pesawat telepon/PABX, modem/router, mainboard + peripherals komputer, dan peralatan elektronik lainnya.
Sumber : Telkom Speedy